Sejarah
Pondok Pesantren Mamba'ul Ihsan Pekuncen Kota Mojokerto
Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Mamba’ul Ihsan, berawal dari keinginan Alm. H. Ichsan untuk mendirikan Pondok Pesantren Salaf yang kelak dapat diikuti oleh para remaja yang ada di sekitar Pondok Pesantren Mamba’ul Ihsan. Pada tahun 2010, di Dusun Pekuncen Gg.IV, Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Pondok Pesantren Salaf Mamba’ul Ihsan berjalan dengan diikuti oleh 2 (dua) santri yang berasal dari Purbalingga dan Lamongan.
Kegiatan Pondok Pesantren Salaf Mamba’ul Ihsan saat itu berawal dari pengajian sorogan, Al-Qur’an, dan kitab-kitab salaf (weton). Dua bulan berikutnya, santri- santri mulai berdatangan dan aktif di Pondok Pesantren Salaf Mamba’ul Ihsan. Pada tahun berikutnya, pertengahan tahun 2011, beridiri Majlis Taklim Mamba’ul Ihsan yang diikuti oleh Bapak dan Ibu warga lingkungan Dusun Pekuncen yang berjumlah ± 25 orang. Selanjutnya kegiatan pondok mulai bertambah dengan adanya program pengajian Al-Qur’an yang diikuti oleh anak-anak tingkat SMP/SMA lingkungan Dusun Pekuncen.
Pada tahun 2013, Alm. H. Ichsan berpulang ke rahmatullah. Gayung bersambut, keinginan beliau dilanjutkan oleh Abah Dimyati Muzaini selaku putra dari Alm. H. Ichsan. Pada tahun 2015, Abah Dimyati Muzaini beserta salah satu saudara beliau Abah Sholahuddin mendirikan Yayasan Pendidikan Mamba’ul Ihsan Pekuncen. Tahun 2016, Sekolah Mamba’ul Ihsan sudah beroperasi yang terdiri dari 2 (dua) tingkat pendidikan, yaitu SD dan SMP.
Sejarah nama Mamba’ul Ihsan berasal dari Alm. Romo KH. Abdul Aziz (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Khodijah Kedung Mulang). Nama Ihsan, diambil dari nama akhir dari Alm. H. Ihsan.